"Pasuruan Kalabendu" Dikecam Budayawan"


 Pasuruan (Antara Bali) - Acara Pasuruan Kalabendu yang merupakan rangkaian akhir kegiatan peringatan hari jadi ke-326 Kota Pasuruan dikecam kalangan budayawan setempat karena penggunaan istilah tersebut tidak tepat, dan bahkan merupakan kesalahan fatal.

"Saya sangat kecewa terhadap penggunaan istilah kalabendu karena tidak tepat," kata budayawan Kota Pasuruan, Haji Sukarno atau yang akrap dipangil Kaji Karno di Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu.

Ia meluruskan, jika Pasuruan Kalabendu (ditulis Pasoeroean Kolobendho) maksudnya ingin menyajikan acara Pasuruan tempo dulu, seharusnya menggunakan istilah Pasuruan Kalabiyen (zaman biyen). Tidak menggunakan kalanbendu yang artinya sangat jauh berbeda.

Kaji Karno menyebutkan, dalam serat Kalatida tulisan Ranggawarsita dijelaskan, kalabendu artinya zaman yang dilaknat. Menurut asal usul katanya,  kala bendu terdiri dari kala yang berarti zaman, dan bendu yang berarti laknat.

"Jadi penggunaan istilah tersebut dalam acara Pasuruan tempo dulu tidak tepat, dan merupakan kesalahan yang sangat fatal," katanya menjelaskan.

Kaji Karno yang merasa memiliki Kota Pasuruan menilai, penggunaan istilah Pasuruan Kalabendu dalam acara Pasuruan tempo dulu merupakan tindakan ngawur, dan bodoh, serta tidak profesional.(LHS/T007)

Sumber : http://bali.antaranews.com

1 komentar:

Anonim mengatakan...

apakah benar sudah dikonfirmasi kepada pihak panitia bahwa kata "kolobendho" itu diambil dari kata "kala bendu"? mohon di telaah lagi dari sudut penulisan, cara baca serta bila di tuliskan dalam aksara jawa sebelum melakukan kritikan. Apalagi seorang budayawan. Tentunya memahami tentang penulisan aksara jawa.

Search Articel

Archives

Followers

Visitor