"The Hero" MBAH MARIJAN : AMANAH HINGGA AKHIR HAYAT

Sebagai juru kunci gunung Merapi menurut kepercayaan Jawa, maka Mbah Marijan menunjukkan suatu keteladanan kepada kita, yaitu komitmen terhadap amanah hingga akhir hayat. Jika ibarat sebuah kapal yang mengalami kecelakaan di lautan dan hampir tenggelam, maka sang kapten kapal adalah “the last man standing on the ship“, memastikan semua orang sudah meninggalkan kapal, baru dia akan turun meninggalkan kapal, walaupun nyawa dia sendiri sebagai taruhannya.

Nah, saya mencoba memahami sikap Mbah Marijan yang tetap keras hati untuk berada di gunung Merapi walaupun sudah meletus dengan menggunakan analogi di atas. Mbah Marijan mendapatkan amanah dari Keraton Yogyakarta (melalui alm Sultan Hamengkubuwono IX) untuk menjadi juru kunci gunung Merapi. Saya sendiri juga tidak paham apa yang dimaksud dengan istilah “juru kunci”di sini. Tetapi sikap Mbah Marijan untuk menjadi “the last man standing on Merapi” meninggalkan suatu keteladanan kepada kita semua, yaitu komitmen terhadap amanah sampai akhir hayat.

Banyak yang skeptis melihat sikap keras hati Mbah Marijan yang tetap berada di Gunung Merapi sewaktu meletus. Kita tidak pernah tahu, tetapi saya yakin pasti Mbah Marijan sedang melakukan sesuatu di sana sehingga dia mempertaruhkan nyawanya, sesuai dengan apa yang diyakininya. Jasadnya didapati sedang dalam posisi sujud, dan itu meninggalkan pesan kepada kita bahwa Mbah Marijan wafat dalam posisi berserah diri kepada Yang Maha Kuasa.

Setiap tragedi, selalu meninggalkan kisah-kisah kepahlawanan dan keteladanan. Kali ini, kita mendapatkan suatu keteladanan dari alm Mbah Marijan mengenai makna komitmen dan amanah …

Selamat jalan Mbah Marijan … innalillahi wa inna ilaihi rojiun



0 komentar:

Search Articel

Archives

Followers

Visitor